News

Worldcoin: Janji Manis, Retina Mata, dan Ancaman Privasi?

Ilustrasi anime bergaya Ghibli menampilkan pemindaian retina mata untuk identitas digital Worldcoin di era modern
Representasi imajinatif Worldcoin dengan pemindaian retina mata, menggambarkan masa depan identitas digital global dalam gaya animasi Ghibli yang menyentuh.

Worldcoin, proyek ambisius dari CEO OpenAI Sam Altman, tengah jadi sorotan global. Melalui perangkat pemindai retina bernama “Orb”, pengguna ditawarkan mata uang kripto gratis dan akses ke identitas digital bernama World ID. Janji manis ini terdengar menarik, tapi di balik iming-iming token gratis dan visi keadilan sosial, banyak yang mempertanyakan keamanan data biometrik dan transparansi sistemnya. Lalu, apakah Worldcoin benar-benar masa depan identitas digital, atau justru jebakan data besar-besaran?

Apa Itu Worldcoin dan World App?

Worldcoin adalah proyek kripto yang menggabungkan teknologi blockchain, biometrik, dan aplikasi digital bernama World App. Pengguna yang bersedia memindai iris mata mereka melalui alat berbentuk bola akan menerima token WLD gratis. Tujuan utamanya adalah menciptakan World ID, identitas digital universal untuk membedakan manusia dari AI serta mendukung konsep Universal Basic Income (UBI). Namun, pendekatan ini menimbulkan berbagai pertanyaan etis dan legal.

Janji Manis dan Iming-Iming Token Worldcoin

Di berbagai negara, terutama wilayah berkembang seperti Argentina dan Kenya, Worldcoin memberikan insentif berupa token kripto kepada siapa pun yang bersedia memindai irisnya. Pengguna baru di Amerika Serikat bahkan mendapatkan hingga 16 WLD, sementara pengguna awal menerima 150 WLD. Proyek ini juga menggandeng perusahaan besar seperti Visa dan Match Group untuk mengembangkan integrasi lebih luas, termasuk kartu debit yang bisa mengkonversi token ke mata uang lokal.

Isu Privasi dan Kritik Global

Meski Worldcoin mengklaim semua data dienkripsi dan gambar iris langsung dihapus setelah pemindaian, banyak ahli keamanan digital meragukan transparansi ini. Beberapa negara, termasuk Spanyol, Kenya, dan Jerman, telah mengambil langkah hukum untuk menanggapi pengumpulan data biometrik yang dinilai melanggar regulasi. Risiko re-identifikasi dan eksploitasi data pengguna menjadi perhatian utama.

Eksploitasi Negara Berkembang?

Worldcoin dianggap menargetkan negara berkembang dengan janji ekonomi dan bonus instan, padahal sebagian besar warganya belum memiliki pemahaman menyeluruh tentang risiko biometrik. Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa proyek ini tidak hanya bersifat eksperimental, tetapi juga eksploitatif. Transparansi dan kontrol data menjadi hal krusial yang perlu dijamin.

Kesimpulan:

Worldcoin dan World App hadir dengan janji mengubah masa depan digital dunia. Namun, di tengah semangat inovasi, ada bahaya yang tak boleh diabaikan: privasi, regulasi, dan potensi penyalahgunaan data biometrik. Sebelum Anda menyerahkan retina mata demi beberapa token digital, pastikan Anda benar-benar memahami konsekuensinya.

Baca Juga : Hardiknas 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *