Hari Bumi 2025: 1 Juta Pohon Matoa Jadi Aksi Nyata untuk Bumi

Pelajar MAN Batang Tanam Pohon Matoa di Hari Bumi 2025
Dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025, para pelajar dari MAN Kabupaten Batang, Jawa Tengah, melakukan aksi nyata dengan menanam pohon matoa. Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan nasional 1 juta bibit pohon matoa yang digagas oleh Kementerian Agama. Misi utamanya adalah menanamkan kesadaran lingkungan di kalangan pelajar dan mengintegrasikan nilai-nilai ekologis ke dalam dunia pendidikan.
Aksi penanaman ini dilakukan serentak pada 22 April 2025 dan melibatkan siswa, guru, serta pihak sekolah. Gerakan ini bukan sekadar simbolik, tapi juga merupakan bentuk kontribusi langsung terhadap pengurangan emisi karbon serta upaya memperkuat ketahanan lingkungan di masa depan.
Hari Bumi dan Gerakan Hijau dari Sekolah
Hari Bumi tahun 2025 ini mengusung semangat aksi, bukan lagi wacana. Sekolah menjadi titik awal perubahan karena di sanalah generasi muda bisa dididik bukan hanya lewat teori, tapi juga melalui praktik langsung. Penanaman pohon matoa menjadi simbol bahwa cinta bumi dimulai dari tempat paling dekat dengan kita—lingkungan belajar.
Selain menjaga lingkungan, program ini juga mendorong kolaborasi antar-lembaga, khususnya antara instansi pendidikan dan pemerintah, untuk bergerak bersama menghadapi krisis iklim. Hari ini jadi momentum memperkuat keterlibatan pelajar dalam misi penyelamatan.
Aksi Sederhana yang Bisa Kamu Lakukan :
- Gunakan botol minum isi ulang dan kurangi plastik sekali pakai
- Hapus sampah digital seperti file tak terpakai di HP & laptop
- Edukasi satu orang terdekat soal dampak perubahan iklim
- Beli produk lokal yang minim jejak karbon
- Tanam satu pohon atau rawat tanaman di rumah
Setiap langkah kecil berarti. Seperti ribuan pelajar yang menanam pohon matoa hari ini, kamu juga bisa memulai dari hal-hal sederhana. Hari Bumi 2025 bukan soal peringatan sautu perayaan, tapi tentang bagaimana kita bertindak setiap harinya untuk tempat yang kita jadikan tempat tinggal ini.
“Bumi gak butuh pahlawan, cuma butuh manusia yang sadar dan mau berubah.” – Mediacolek.com
Baca Juga : Pengepungan Di Bukit Duri